REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kandidat presiden Afghanistan Abdullah Abdullah menolak hasil resmi pemilu. Langkahnya ini dikhawatirkan akan menambah panas ketegangan di negara tersebut.
Abdullah mengaku yakin telah memenangkan pemilu baik dalam putaran pertama dan kedua. Ia pun menyalahkan pejabat pemilu telah melakukan pelanggaran dengan mengabaikan keinginan para pemilih dan mengabaikan kecurangan, serta menyatakan lawannya, Ashraf Ghani Ahmadzai, sebagai pemenangnya.
"Kami yang memenangkan pemilu ini. Kami pemenang pemilu berdasarkan pemungutan suara warga," katanya.
Sebelumnya, Abdullah dan Ghani Ahmadzai telah berjanji kepada Menlu AS John Kerry untuk mematuhi hasil audit pemilu. Keduanya juga sepakat berencana membentuk pemerintah nasional bersatu dengan partisipasi dari pihak yang kalah.
Sementara itu, di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan Kerry telah berbicara dengan kedua kandidat pada Senin. "Dalam pandangan kami, proses audit masih berlangsung," katanya.