Selasa 09 Sep 2014 10:53 WIB

Data Ekonomi Mengecewakan, Saham Wall Street Rontok

Bursa saham di Wall Street
Foto: AP
Bursa saham di Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID,

NEW YORK - Indeks saham Wall Street sebagian besar turun pada penutupa Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Hal ini terjadi setelah data ekonomi Cina dan Jepang sangat mengecewakan.

Sementara wacana akan melepaskan diri dari Inggris juga mendorong penurunan tersebut. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 25,94 poin (0,15 persen) menjadi ditutup pada 17.111,42.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 6,17 poin (0,31 persen) menjadi 2.001,54, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 9,39 poin (0,20 persen) menjadi 4.592,29.

"Ekuitas AS mengambil jeda setelah reli dalam lima minggu," Wells Fargo Advisors mengatakan dalam sebuah catatan.

Cina mengeluarkan laporan mengejutkan mengenai penurunan 2,4 persen dalam impornya. data terbaru menimbulkan pertanyaan tentang kondisi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pertumbuhan Jepang, ekonomi nomor tiga dunia, menyusut 1,8 persen pada kuartal April-Juni. Lebih lebih buruk daripada perkiraan sebelumnya yaitu sebesar 1,7 persen.

Pound Inggris jatuh setelah jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk kemerdekaan meningkat di Skotlandia dalam referendum yang akan digelar pada pekan depan. Indeks FTSE 100 merosot 0,3 persen.

Berita peristiwa-peristiwa utama minggu ini mencakup perkiraan peluncuran produk Apple pada Selasa dan laporan penjualan ritel AS untuk Agustus pada Jumat (12/9).

Anggota Dow, Boeing, naik 2,6 persen karena mengumumkan memperoleh sebuah kontrak besar dari maskapai penerbangan bertarif murah Irlandia, Ryanair. Ryanair setuju untuk membeli 100 pesawat senilai 11 miliar dolar AS, dengan opsi untuk membeli 100 pesawat tambahan.

Produsen bahan bakar minyak seperti ExxonMobil turun 1,5 persen dan Apache turun 1,6 persen, berada di bawah tekanan karena harga minyak Brent turun di bawah 100 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak Juni 2013.

Perusahaan-perusahaan jasa minyak juga anjlok, dengan Halliburton turun 1,7 persen dan Schlumberger turun 2,1 persen. Sementara Yahoo melonjak 5,6 persen setelah penguasa pasar daring (online) Cina, Alibaba, meluncurkan rencana untuk menghimpun dana hingga 24,3 miliar dolar AS melalui penawaran umum perdana besar.

Berdasarkan rencana IPO, yang telah lama dalam dalam pengerjaan, Yahoo akan mengurangi sahamnya dari tingkat saat ini sebesar 22,4 persen menjadi 16,3 persen. Twitter melonjak 2,6 persen di tengah berita bahwa mereka telah mulai menguji "buy buttons" yang memungkinkan orang melakukan pembelian secara langsung dari pos-pos pemasaran.

Raksasa penyewaan mobil Hertz Global Holdings naik tipis 0,1 persen setelah mengumumkan bahwa kepala eksekutifnya Mark Frissora mengundurkan diri. Hertz saat ini di bawah pengawasan setelah pada Juni mengumumkan bahwa mereka akan menyajikan kembali hasil keuangannya karena kesalahan akuntansi.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement