REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Revitalisasi Teluk Benoa, Bali tidak akan merusak lingkungan. Bahkan revitalisasi ini akan memperbaiki kondisi Teluk Benoa yang semakin tersedimentasi dan mengancam hutan bakau (Tahura).
"Kami sudah melihat peluang Revitalisasi Teluk Benoa sejak munculnya rencana perluasan dan pembangunan JDP, dan melihat kondisi Teluk Benoa yang semakin tersedimentasi dan mengancam Hutan Bakau," kata manajer PT Tirta Wahana Bali International, Hendi Lukman, kepada Republika Online (ROL).
Hendi memaparkan hutan bakau sudah mereka lindungi sejak 2013. Ke depan, kata dia, alur yang mengalami pendangkalan akan didalamkan. Ini untuk menjamin pasokan air bersih ke Bakau. Hasil pendalaman alur itu yang akan digunakan mereklamasi gosong-gosong yang sudah terbentuk secara alami.
"Jika diijinkan mereklamasi seluas 700 Ha, maka maksimal hanya 500 Ha yang akan dikembangkan sisanya Fasos Fasum dan penghijauan. Tujuan utama pengembangan adalah sebagai Destinasi/Ikon pariwisata Bali yang mencerminkan adat dan budaya Bali," papar dia.
PT Tirta Wahana Bali International, kata dia, masih menunggu hasil studi kelayakan dari lima perguruan tinggi nasional. Jika sudah selesai maka langkah selanjutnya AMDAL.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini