Rabu 10 Sep 2014 13:14 WIB

Cegah Pemalsuan, Bank Sentral Australia Rancang Uang Kertas Baru

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Jumlah pemalsuan uang kertas yang beredar di Australia terus meningkat. Untuk memecahkan persoalan ini, Bank Federal Australia akan merancang uang kertas baru dengan fitur keamanan yang lebih ketat.

Diperkirakan ada 1,3 miliar uang kertas yang beredar di Australia, dengan nilai mencapai 61 miliar dolar Australia. Baru-baru ini, sebuah komite parlemen di kota Sydney mendapat laporan bahwa jumlah uang palsu yang beredar tahun 2013 ada sebanyak 18 ribu lembar. Jumlah ini meningkat dari empat tahun lalu, yang hanya sebanyak 8.500 lembar.

Jika dibandingkan dengan ukuran internasional, jumlah ini memang relatif kecil. Tetapi Michelle Bullock, Asisten Gubernur untuk urusan mata uang dan valuta di Bank Sentral Australia mengatakan adanya tren peningkatan jumlah uang palsu yang beredar.

"Kita sudah memperhatikan, dan sepertinya pemalsuan kali ini sedaikit lebih canggih," ujar Bullock. "Teknologi semakin canggih, semakin murah, jadi para pemalsu bisa mencetak uang kertas di atas bahan sejenis plastik, kita punya contoh-contohnya dari tiga atau empat tahun lalu, saat pemalsuan marak beredar di Australia," katanya, baru-baru ini.

Karenanya, Bank Sentral Australia (RBA) sedang merancang uang kertas, yang menurut Bullock akan terlihat berbeda.

"Tokoh yang ada dalam uang kertas masih sama, warnanya pun, bahkan ukurannya masih sama," jelasnya. "Tapi, akan terlihat berbeda karena akan ada fitur pengaman."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement