Rabu 10 Sep 2014 12:42 WIB

'Jangan Anggap Enteng MEA 2015'

MS Hidayat
Foto: Yogi Ardhi/Republika
MS Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian MS Hidayat mengingatkan semua pihak untuk tidak menganggap enteng Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.

"Jangan anggap enteng MEA 2015 karena daya saing Indonesia di tingkat ASEAN saja masih berada pada posisi lima atau enam," katanya saat membuka seminar nasional yang digelar LKBN Antara di Jakarta, Rabu (10/9).

Pada seminar bertema "Pembenahan Sistem Logistik Nasional untuk Peningkatan Daya Saing Indonesia", Menteri mengatakan ada peluang dan ancaman bagi masyarakat Indonesia menghadapi MEA.

Kondisi daya saing Indonesia yang berada pada posisi pertengahan tersebut menurutnya perlu dibenahi sehingga Indonesia tidak hanya menjadi sasaran pasar negara-negara ASEAN.

"Apalagi jumlah penduduk Indonesia mencapai 50 persen dari total penduduk negara-negara ASEAN ini dapat dipandang sebagai sasaran pasar yang potensial," katanya.

Kementerian Perindustrian kata dia sudah membuat daftar produk-produk yang ada di Indonesia yang juga diproduksi negara-negara ASEAN. Dari hasil perbandingan produk-produk tersebut, harga produk Indonesia masih kalah bersaing, terutama harga produk Indonesia tergolong mahal sebab sebagian bahan baku masih didatangkan dari luar negeri atau impor.

Penyebab lainnya terkait pembiayaan bank, ongkos produksi dalam negeri juga lebih mahal, salah satunya karena kondisi infrastruktur yang belum memadai.

"Masyarakat kita tidak bisa dipaksa membeli produk dalam negeri padahal harganya lebih mahal daripada harga produk negara ASEAN lainnya," katanya.

Lebih lanjut Menteri mengapresiasi seminar yang diadakan LKBN Antara tersebut dan mengharapkan ada rekomendasi tentang sistem logistik nasional yang dapat dioperasionalkan pemerintahan selanjutnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement