REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian MS Hidayat mengingatkan semua pihak untuk tidak menganggap enteng Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
"Jangan anggap enteng MEA 2015 karena daya saing Indonesia di tingkat ASEAN saja masih berada pada posisi lima atau enam," katanya saat membuka seminar nasional yang digelar LKBN Antara di Jakarta, Rabu (10/9).
Pada seminar bertema "Pembenahan Sistem Logistik Nasional untuk Peningkatan Daya Saing Indonesia", Menteri mengatakan ada peluang dan ancaman bagi masyarakat Indonesia menghadapi MEA.
Kondisi daya saing Indonesia yang berada pada posisi pertengahan tersebut menurutnya perlu dibenahi sehingga Indonesia tidak hanya menjadi sasaran pasar negara-negara ASEAN.
"Apalagi jumlah penduduk Indonesia mencapai 50 persen dari total penduduk negara-negara ASEAN ini dapat dipandang sebagai sasaran pasar yang potensial," katanya.
Kementerian Perindustrian kata dia sudah membuat daftar produk-produk yang ada di Indonesia yang juga diproduksi negara-negara ASEAN. Dari hasil perbandingan produk-produk tersebut, harga produk Indonesia masih kalah bersaing, terutama harga produk Indonesia tergolong mahal sebab sebagian bahan baku masih didatangkan dari luar negeri atau impor.
Penyebab lainnya terkait pembiayaan bank, ongkos produksi dalam negeri juga lebih mahal, salah satunya karena kondisi infrastruktur yang belum memadai.
"Masyarakat kita tidak bisa dipaksa membeli produk dalam negeri padahal harganya lebih mahal daripada harga produk negara ASEAN lainnya," katanya.
Lebih lanjut Menteri mengapresiasi seminar yang diadakan LKBN Antara tersebut dan mengharapkan ada rekomendasi tentang sistem logistik nasional yang dapat dioperasionalkan pemerintahan selanjutnya.