REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepolisian Federal Australia (AFP) menggrebek sebuah toko buku Islami di daerah Logan di luar Kota Brisbane, Australia, Rabu (10/9), dan menangkap dua pria dengan tuduhan terlibat terorisme.
Menurut polisi, kedua pria tersebut diduga turut membantu merekrut, memfasilitasi, dan mendanai sejumlah orang yang berangkat ke Suriah dan terlibat konflik di sana. Selain itu, polisi juga menggrebek sebuah gym di kota itu.
Toko buku bernama Iqraa tersebut sekaligus merupakan pusat kegiatan komunitas Islam. Menurut keterangan yang diperoleh ABC, salah seorang pendirinya diduga sebagai saudara dari Abu Asma al Australi, yang sebelumnya dilaporkan merupakan orang Australia pertama yang menjadi pelaku bom bunuh di Suriah.
Taufan Mawardi, seorang yang bekerja di pusat komunitas Islam tersebut, mengatakan tidak ada yang disembunyikan di tempat itu. "Ini terjadi karena sikap paranoia," katanya kepada ABC. "Kejadiannya di luar negeri, (tapi) karena paranoia, semua orang (di sini) tegang dan ada yang sampai paranoia."
Menurut dia, sama sekali tidak ada yang perlu dicurigai di toko buku tersebut. Sementara itu petugas AFP mengadakan pertemuan dengan warga komunitas Muslim di salah satu kampus universitas di luar Brisbane, Rabu pagi.
Menteri Utama Queensland Campbell Newman mengaku telah mendapat laporan mengenai adanya penggrebekan tersebut. Newman mengatakan, keamanan kini menjadi prioritas utama di tengah upaya Brisbane menyambut penyelenggaraan pertemuan pemimpin negara-negara G20 di bulan November.