REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota parlemen Amerika Serikat, Selasa, mengecam Presiden Barack Obama karena tidak memberitahu Kongres sebelum memutuskan membebaskan lima anggota Taliban dari Guantanamo dalam pertukaran dengan tahanan perang asal Amerika Serikat.
Pejabat Amerika Serikat, yang mengkhawatirkan nyawa dan kesehatan anggota Angkatan Darat Amerika Serikat Sersan Bowe Bergdahl, yang ditahan lima tahun, dengan cepat merundingkan pembebasannya dalam kesepakatan pertukaran bermasalah pada Mei, yang memicu perselisihan politik besar di Washington, dengan kritikus menuduh Obama melangkahi Kongres.
Parlemen melakukan pemungutan suara atas resolusi tidak mengikat dengan jumlah suara 249 berbanding 163 untuk "mengutuk dan mencela kegagalan pemerintahan Obama" guna mematuhi aturan yang memerlukan waktu pemberitahuan selama 30 hari ke Kongres sebelum melepaskan tahanan dari penjara angkatan laut Amerika Serikat di Teluk Guantanamo, Kuba.
Dua puluh dua anggota Partai Demokrat bergabung dengan pihak Partai Republik yang bersuara bulat dalam pemungutan suara untuk mendukung resolusi itu, yang juga mencatat dampak keamanan nasional serius dari kesepakatan yang ditengahi oleh Qatar itu.
"Dengan bernegosiasi dengan teroris, pemerintahan Obama mendorong musuh-musuh kita," kata Ketua parlemen John Boehner tak lama setelah pemungutan suara.
"Dengan memutuskan bebas lima komandan Taliban dari tahanan Amerika Serikat, pemerintahan Obama membuat Amerika Serikat kurang aman," katanya.
Bergdahl, satu-satunya tentara Amerika Serikat ditangkap oleh Taliban sejak perang dimulai pada tahun 2001, menghilang ketika ia meninggalkan posnya di sebuah pangkalan operasi garis depan di Afghanistan.