Kamis 11 Sep 2014 02:30 WIB

Kotim Budidayakan Ikan Jelawat Secara Besar-besaran

Ikan Jelawat
Foto: Antara
Ikan Jelawat

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, akan membudidayakan ikan jelawat secara besar-besaran pada 2015 untuk menangkap peluang usaha di sektor perikanan.

"Saya meminta Dinas Kelautan dan Perikanan untuk memprogramkan bantuan bibit ikan jelawat untuk masyarakat. Tahun 2015 nanti kita lakukan budidaya jelawat secara besar-besaran," kata Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H Supian Hadi di Sampit, Rabu (11/9).

Ikan jelawat merupakan ikon atau maskot Kotim. Menurut penelusuran terkait masalah ini, diangkatnya jelawat sebagai ikon Kotim setidaknya diketahui dari salah satu lukisan juara lomba sayembara lukisan ikon Kotim pada tahun 1972.

Lukisan itu ditemukan membersihkan gudang di rumah jabatan bupati pada 2010 lalu, saat dirinya baru dilantik menjadi bupati. Sejak saat itulah Supian bertekad kembali memopulerkan jelawat sebagai ikon daerah ini.

Selain berdampak positif terhadap sektor pariwisata, dipopulerkannya kembali jelawat sebagai ikon Kotim mulai berdampak pada terbukanya peluang usaha dengan memanfaatkan ikon jelawat.

"Saat ini harga jelawat cukup tinggi dan permintaan pasar juga tinggi, sayangnya pasokan belum mampu mengimbangi. Ada yang dikirim sampai ke Jakarta. Makanya saya mengajak masyarakat untuk membudidayakan jelawat karena ini merupakan peluang usaha menjanjikan," kata bupati berlatar belakang pengusaha ini.

Sejak 2012 lalu, Kotim mulai melakukan pembibitan ikan jelawat di balai benih yang dikelola Dinas Kelautan dan Perikanan. Supian berharap masyarakat juga tergerak untuk membudidayakan jelawat karena peluang usaha baru yang menjanjikan.

Supian sangat gencar mempromosikan jelawat sebagai ikon Kotim. Sejumlah bangunan seperti bundaran di daerah ini kini diberi ornamen patung ikan jelawat. Bahkan saat ini di bantaran Sungai Mentaya sedang dibangun ikon Kota Sampit yang mengusung ikan jelawat sebagai maskot.

Ingin mengikuti kesuksesan pamor patung singa di Singapura, bupati termuda di Kalteng ini berharap dipopulerkannya jelawat sebagai ikon Kotim akan membawa dampak luas sektor usaha seperti pariwisata, kerajinan dengan mengangkat maskot jelawat, hingga kuliner khas jelawat.

Saat ini mulai banyak pelaku usaha kecil yang membuat suvenir berupa patung jelawat terbuat dari kayu dan tempurung kelapa. Selain itu, ada pula pedagang makanan yang berkreasi dengan membuat bakso jelawat serta aneka kuliner berbahan dasar ikan jelawat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement