REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Surabaya menyatakan koalisi dengan PDIP di tingkat pusat dan daerah masih solid dan diharapkan hal ini bisa menjadi penggerak kemenanangan Pilkada 2015 jika pemilihan nantinya dilakukan melalui DPRD.
"Kalau hitung-hitungan koalisi di DPRD Surabaya saat ini, masih fifty-fifty (25 kursi di koalisi Merah Putih banding 25 kursi koalisi PDIP-PKB-Nasdem-Hanura)," kata Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin kepada Antara di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, tinggal mana koalisi yang kuat atau solid untuk memenangkan Pilkada Surabaya 2015. "Soliditas tetap dipertahankan. Tentunya harus mempertimbangkan komitmen-komitmen yang ada," ujarnya.
Ia mengatakan ketentuan pilkada dipilih DPRD hingga saat ini masih belum final karena masih dalam pembahasan di DPR RI. Tentunya, lanjut dia, pihaknya sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk jika UU Pilkada dipilih DPRD itu disahkan.
Menganai Pilkada Surabaya 2015, Syamsul mengatakan PKB hingga saat ini masih menunggu siapa figur yang cocok untuk diusung menjadi calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya.
"Kami saat ini masih 'wait and see', sampai betul-betul menemukan siapa yang pas di antara calon yang muncul di publik," katanya.
Saat ditanya sosok Tri Rismaharini, Syamsul mengatakan bahwa prinsip PKB dengan siapapun cocok asalkan mempunyai visi dan misi yang sama dengan PKB.
"Tinggal ada beberapa hal yang mesti dibicarakan bersama sebelum kecocokan dijadikan satu. Bagaimanapun Surabaya adalah kelahiran NU (Nahdatul Ulama). Kita punya misi besar di situ," katanya.
Mengenai koalisi dengan PDIP, ia mengatakan bahwa koalisi PDIP dengan PKB di pusat hingga daerah masih solid. "Hubungan PKB dengan PDIP di Surabaya baik," katanya.
Hanya saja, lanjut dia, PKB tidak serta merta ikut ritmenya PDIP. "Jika PDIP tidak bisa mengakomodir kepentingan partai lain, maka koalisi bisa ditinjau ulang," katanya.