REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak warga Barat, khususnya dari Eropa, Australia dan Amerika Serikat yang bergabung dengan kelompok ISIS.
Namun sampai saat ini, para pengamat, belum dapat mengambil kesimpulan mengapa para generasi muda tersebut berani bertaruh nyawa untuk organisasi yang menguasai sebagain Suriah dan Irak itu. (Baca: Dua Warga Australia Dituduh Danai ISIS)
Setidaknya, itu yang dituliskan Rekha Basu dalam kolomnya di poughkeepsiejournal.com, 'Uphold U.S. values, aid allies, push peace to beat ISIS', Rabu (11/9).
Menurutnya, ada nilai dalam ISIS yang membuat mereka tertarik. Sehingga, dia menyarankan agar AS memperkokoh nilai-nilai barat dan membantu sekutu untuk dapat mengalahkan ISIS.
Mengalahkan ISIS, menurutnya adalah dengan memahami kejiwaan mereka yang pergi jauh untuk bergabung dengan ISIS. (Baca: AS: ISIS harus bisa Dilawan)
"Tapi, pertama, kita harus memahami mereka. Mereka yang terekrut biasanya anak-anak muda yang beralih menjadi Islam radikal untuk mengobati masa lalu yang suram," katanya.
Namun, seperti halnya pengamat lainnya, Basu tidak menjelakan daya tarik ISIS selain hanya menjelaskan adanya persepsi yang terbentuk bahwa Islam sering mengalami kezaliman dan perlu adanya pihak untuk membelanya. (Baca: Eric Harroun, Si Rambo Bergelar 'American Jihadist')
Beberapa nama warga AS belakangan terungkap pernah gabung atau berhubungan dengan ISIS seperti Eric Harroun, Steven Sotloff dan Donald Morgan (Baca: Gadis Amerika ini Akui Bantu ISIS)
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini