REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- CIA menyebut kelompok radikal ISIS diperkirakan memiliki anggota hingga 31 ribu orang di Irak dan Suriah. Jumlah ini tiga kali lebih banyak dari yang disebutkan sebelumnya.
Menurut seorang juru bicara CIA, Ryan Trapani, jumlah perkiraan ini berdasarkan laporan data intelijen dari Mei hingga Agustus. CIA sebelumnya meyakini kelompok ini hanya memiliki sekitar 10 ribu anggota.
"Data ini menunjukan adanya peningkatan jumlah anggota karena kuatnya tingkat rekruitmen sejak Juni lalu setelah pertempuran berhasil dilakukan dan negara Islam dideklarasikan," katanya. Revisi jumlah anggota ini dilakukan menyusul rencana strategi Barack Obama untuk mengalahkan ISIS.
Untuk pertama kalinya, Obama mengizinkan serangan udara terhadap kelompok ini di Suriah. Pada Kamis, 10 negara Arab juga menyatakan sepakat bergabung dengan AS melakukan serangan terhadap kelompok ini baik di Irak dan Suriah.
Menlu AS John Kerry juga berupaya memperluas koalisi melawan ISIS di sejumlah negara Arab dalam sebuah pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, Kamis. Meskipun begitu, anggota Nato Turki menolak menandatangani ajakan untuk bergabung dengan AS melawan ISIS.
Menurut para pengamat, hal ini dikarenakan ISIS telah menahan 49 warga Turki termasuk diplomatnya. AS sendiri telah melakukan serangan udaranya lebih dari 150 kali terhadap ISIS di Irak.
Mereka juga telah mengirimkan penasehat militernya membantu militer Irak dan Kurdi. Meskipun begitu, Obama tak akan mengirimkan pasukannya ke dalam serangan darat.