REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Cina pada Jumat (12/9) memperingatkan warganya tidak mengunjungi Filipina, mengacu pada rencana peledakan bom terhadap kedutaan besar Cina di Manila dan ulah gerombolan penjahat.
"Dengan memberikan gambaran keamanan memburuk di Filipina, departemen konsuler Kementerian Luar Negeri mendesak warga Tionghoa tidak mengunjungi Filipina untuk sementara," kata pernyataan kementerian itu.
Peringatan itu datang setelah tiga orang ditahan pekan lalu atas tuduhan berencana membom kedubes Tiongkok,bandara internasional dan kompleks-kompleks bisnis milik para konglomerat etnik Tionghoa.
Di Beijing,juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying, Jumat mendesak pemerintah Filipina bertindak lebih keras untuk melindungi para warga Tionghoa. Selain dari persekongkolan serangan bom, Hua mengutip kabar "gerombolan", yang menyasar warga Tionghoa dan pengusaha.
Menteri Kehakiman Filipina Leila de Lima mengatakan pekan lalu bahwa komplotan pebom itu mungkin punya hubungan dengan seorang politisi yang terlibat dalam serangkaian protes anti-Tiongkok.
Akan tetapi militer Filipina membantah adanya komplotan pembom menyebut politisi itu seorang yang yang tidak membahayakan dan mengatakan "bom-bomnya" hanya petasan-petasan. Polisi menahan dia tetapi kemudian segera membebaskannya.
Hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Filipina tegang dalam tahun-tahun belakangan ini karena sengketa menyangkut saling klaim di Laut Tiongkok Selatan.
Menanggapi peringatan perjalanan itu, kementerian luar negeri Filipina mengeluarkan satu pernyataan yang mengatakan pihaknya telah menghubungi para diplomat Tiongkok untuk mencabut kekhawatiran mereka.
Banyak pemerintah asing memperingatkan para warga mereka untuk tidak mengugji daerah-daerah Filipina selatan karena ada ancaman penculikan, akan tetapi tidak ada anjuran ketat kepada warga Tiongkok untuk menghidari mengunjungi negara itu.
Peringatan perjalanan itu dikeluarkan hanya sebelum laporan-laporan yang muncul yang mengatakan para pria bersenjata menculik seirang pria Tionghoia berusia 18 tahun di pulau Mindanao Filipina selatan Kamis.
Juru bicara kepolisian lokal Inspektur Senior Leo Castillo mengatakan para pria bersenjata itu telah diidentifikasi tetapi diduga itu adalah satu kasus penculikan bagi tuntuan uang tebusan, satu kejahatan umun di wilayah selatan yang dilakukan gerilyawan Moro.
Castillo mengatakan para orang tua pemuda yang diculik itu, seorang manajer toko, adalah warga Tiongkok.
Akan tetapi seorang juru bicara di Kedubes Tiongkok di Manlia, Jumat mengatakan para diplomat masih berusaha mengonfirmasikan apakah pemuda yang diculik itu adalah warga negara Tiongkok.
Kedatangan para wisatawan Tiongkok dalam pertengahan pertama tahun 2014 meningkat 13,6 persen dari tahun ke tahun menjadi 226.163 orang, tertinggi ketiga dibelakang Korea Selatan dan Amerika Serikat, kata pemerintah Filipina.