REPUBLIKA.CO.ID, BANTAENG -- Babak perempat-final sepak bola Pekan Olahraga Daerah (Porda) XV yang mempertemukan tim Kabupaten Gowa dengan tim Bone di Lapangan Banyorang, Bantaeng, Sulawesi Selatan, Jumat (12/9), berakhir ricuh.
Kedua belah pihak saling adu jotos pada laga tersebut. Wasit yang memimpin pertandingan, Ahmad Tuharea pun terpaksa dievakuasi ke rumah warga.
Dalam pertandingan itu, tim Gowa unggul berkat gol semata wayang yang tercipta di babak pertama. Keributan bermula saat sang pengadil lapangan menganulir gol penyeimbang dari tim Bone pada menit ke-87.
Hal itu menyulut kemarahan pemain dan ofisial kontingen Bone yang langsung memasuki lapangan sehingga membuat laga terhenti.
Tim Bone bersikukuh tidak ingin melanjutkan pertandingan bila wasit tidak mensahkan gol yang dicetak pemainnya. Sbaliknya dari wasit pemimpin pertandingan justru memilih melanjutkan hitungan waktu guna mengakhiri laga.
Perdebatan terjadi dan membuat tim Gowa marah dan menyerang tim Bone yang terus melancarkan protes. Wasit pun langsung dievakuasi ke rumah warga.
Tak berselang lama, aparat keamanan gabungan dari TNI-Polri ditambah Satuan Polisi Pamong Praja langsung masuk membubarkan keributan itu.
Wakil Ketua Umum PSSI Sulawesi Selatan, Mulyadi, membenarkan adanya insiden tersebut. Hanya saja, pihaknya tidak berkomentar banyak mengenai peristiwa itu. "Benar, ada kericuhan," jelasnya singkat.
Pelatih Sepak Bola Bone, Dullah Rahim, mengatakan pihaknya memprotes kepemimpinan wasit dan metode pembinaan PSSI. Itu dikarenakan banyaknya pemain daerah yang diduga melakukan pencurian umur.
"Ini (Porda) paling amburadul. Kami sangat sayangkan karena ini adalah ajang pembinaan buat pemain muda di daerah," katanya.
Menanggapi hal itu, Mulyadi tegas membantah. Induk organisasi sepak bola provinsi ini selalu bersikap netral. Pihaknya siap menerima laporan bila memang ada tim yang keberatan. Namun yang terpentingharus jelas dan memiliki data valid.
Sepanjang perhelatan Porda, ini kali kedua laga berakhir ricuh. Sebelumnya, pertandingan tim sepak bola Makassar melawan Sinjai juga diwarnai keributan.