REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan bantuan untuk warga sekitar lereng Gunung Slamet jika terdampak erupsi dan terpaksa harus mengungsi, sudah disiapkan.
"Mudah-mudahan tidak terjadi, tetapi kalau terjadi kami sudah siapkan tenda, evakuasi pengungsi, dapur umum. Kalau ada 'tanggap darurat' itu tanggung jawab Kementerian Sosial," katanya di Semarang, Jumat (12/9).
Hal tersebut diungkapkan anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut usai menjadi pembicara utama pada kuliah umum di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Menurut dia, langkah-langkah yang akan dilakukan jika terjadi penetapan masa tanggap darurat, termasuk berkaitan dengan erupsi Gunung Slamet, sudah disiapkan, demikain pula dengan bantuan-bantuan.
"Kalau masa tanggap darurat itu kan misalnya, makanan bayi, pakaian ibu dan anak, dapur umum. Itu selama dua minggu cukup. 'Buffer stock' (cadangan) dari provinsi selalu ada," katanya.
Ia mengatakan Kemensos memang bertanggung jawab pada masa "tanggap darurat" jika terjadi bencana alam, sementara langkah selanjutnya setelah masa 'tanggap darurat' tugas kementerian yang lain.
"Tugas Kemensos ya saat-saat diputuskan 'tanggap darurat'. Itu tugas kami. Nanti rekonstruksi, rehabilitasi, itu tugas kementerian lain, terutama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata Salim.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengimbau warga yang bermukim di lereng selatan Gunung Slamet belum perlu mengungsi karena status gunung tertinggi di Jawa Tengah itu masih tetap "Siaga".
"Masyarakat harap tetap tenang, tidak usah panik, dan melakukan aktivitas seperti biasa. Namun, tetap waspada. serta tidak boleh mendekati radius 4 kilometer dari puncak," katanya di Banyumas, Jumat.
Bupati mengatakan hal itu dalam sosialisasi mengenai kondisi Gunung Slamet kepada para ketua rukun tetangga, ketua rukun warga, dan para tokoh masyarakat Desa Melung.
Sosialisasi juga digelar di Desa Kemutug Kidul dan Karangmangu, Kecamatan Baturraden, serta Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang.
Lebih lanjut, Bupati meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap berbagai informasi mengenai aktivitas Gunung Slamet.
"Tanyakan kepada kades (kepala desa) tentang informasi yang benar, kades tanyakan ke camat, camat tanyakan ke posko induk di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) maupun kepada saya, Pak Dandim (Komandan Komando Distrik Militer), dan Pak Kapolres (Kepala Kepolisian Resor)," katanya.