Sabtu 13 Sep 2014 03:30 WIB

Waspada, Aktivitas Gunung Slamet Masih Tinggi

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Bilal Ramadhan
  Kepulan asap dari kawasan hutan lereng Gunung Slamet yang terbakar, terlihat dari pos pendakian jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Ahad (26/8).
Foto: Idhad Zakaria/Antara
Kepulan asap dari kawasan hutan lereng Gunung Slamet yang terbakar, terlihat dari pos pendakian jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO-- Aktivitas Gunung Slamet pada Jumat (12/9), masih tinggi. Suara letusan cukup kuat, masih beberapa kali terdengar oleh warga Kota Purwokerto yang berjarak sekitar 17 km dari puncak Slamet.

Meski demikian, frekuensi dentuman dengan suara keras yang terdengar dari Puncak Slamet, sudah tidak seperti pada Kamis (11/3). Koordinator Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Sudrajat, menyatakan aktivitas Gunung Slamet masih cenderung tinggi.

Hal ini ditandai dengan frekwensi/intensitas kegempaan dan energi yang masih relatif tinggi. Meski demikian dia menyebutkan, status Gunung Slamet masih tetap Siaga atau level III. ''Sejauh ini, karakter Gunung Slamet masih belum berubah. Letusan yang ditimbulkan masih tipe strombolian yang ditandai dengan lontaran lava pijar. Karena itu, status masih Siaga,'' jelasnya.

Untuk itu, dia meminta masyarakat tetap tenang, meski kewaspadaan tetap ditingkatkan. Dengan status Siaga, Sudrajat menyebutkan, areal berbahaya masih pada radius 4 km dari puncak. ''Di luar radius itu, warga masih bisa beraktivitas seperti biasa,'' jelasnya.

Berdasarkan catatan petugas pos tersebut, sepanjang Jumat (12/9) pukul 00.00 06.00 WIB, Gunung Slamet tercatat memancarkan 26 kali sinar api dengan lontaran lava pijar yang masih cukup jauh. Jangkauan lontaran lava pijar ini, ada yang mencapai 1.500 meter dari puncak sehingga jatuh di kawasan padang savana lereng Gunung Slamet.

Selain itu, juga terdengar 4 kali suara dentuman kuat dan 3 kali suara dentuman sedang. Sedangkan kegempaannya, tercatat 25 kali gempa letusan dan 83 kali gempa hembusan. Sementara pada periode pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, dari puncak Gunung Slamet terlihat kepulan asap putih tipis-tebal dengan ketinggian 50 meter hingga 200 m, dan terjadi 3 kali letusan yang disetai kepulan asap kelabu setinggi 800 meter hingga 1.000 meter dari puncak.

Selain itu, terdengar tujuh kali dentuman dengan intensitas suara kuat. 'Pada pukul 12.44 WIB dan 12.35 WIB juga masih terjadi letusan dengan dentuman kuat. Namun kondisi puncak tidak teramati karena tertutup kabut.

Aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang cenderung meningkat sejak Kamis (11/9) tersebut, sebelumnya juga sempat menyebabkan hujan pasir dan kerikil di kawasan obyek Wisata Kaligua Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes, pada Kamis (11/9) malam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement