REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejalan dengan sanksi-sanksi baru oleh Uni Eropa, sanksi baru AS mengintensifkan pembatasan pada sektor finansial, pertahanan dan energi Rusia.
Sanksi-sanksi itu menarget lembaga keuangan terbesar Rusia, Sberbank, dan melarang perusahaan-perusahaan energi Rusia menggunakan jasa, barang dan teknologi AS pada proyek-proyek yang melibatkan pengeboran lepas pantai Arktik atau pemerahan minyak shale.
Para anggota pemerintahan Presiden Barack Obama mengatakan program gabungan Uni Eropa – AS untuk memangkas jasa dan teknologi akan membuat Rusia “sangat kesulitan,” atau bahkan tidak mungkin memperluas eksplorasi dan produksi minyak. Sanksi-sanksi itu akan mempengaruhi Gazprom, eksportir gas alam terbesar di dunia, dan Rosneft, raksasa minyak milik pemerintah Rusia.
Rusia telah mengecam sanksi-sanksi itu dan berjanji akan membalasnya, tetapi para pejabat AS mengatakan sanksi-sanksi itu dijatuhkan karena keterlibatan langsung Rusia dalam krisis Ukraina selama sebulan terakhir, termasuk pagelaran pasukan Rusia yang bersenjata lengkap dan persenjataan.
Para pejabat di Washington dan Eropa mengatakan pertanyaan apakah sanksi akan diperberat atau dilonggarkan, terserah kepada kepemimpinan Rusia.