REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Indonesia perlu melakukan evaluasi terhadap sistem demokrasi yang telah dilaksanakan. Dari berbagai pilkada yang dilakukan, hanya terjadi pemborosan uang.
Bahkan ia menambahkan, pilkada secara langsung saat ini, kata Fadli, malah menumbuhkan korupsi dan memunculkan politisi kutu loncat. Kutu loncat ini jadi hama bagi demokrasi.
Pilkada langsung, terang Fadli, membuat parpol hanya sebagai alat sewaan, bukan alat membangun ideologi. Saat menjelang pilkada, orang mau masuk parpol dengan membayar mahal, namun begitu dia lolos jadi kepala daerah, parpol ditinggalkan.
"Ibaratnya parpol ini hanya alat untuk numpang lewat. Alat meraih kekuasaan, lalu setelah mencapai kekuasaan, ditinggalkan,"kata Fadli.