REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Saat penyakit melanda wilayah Siera Leone, pemerintah justru gagal membayar upah para pekerja medis. Staff di rumah sakit distrik di Sierra Leone mengatakan, mereka belum dibayar selama dua pekan. Padahal pekerjaan yang mereka jalani ini memiliki risiko yang sangat besar.
Aljazirah melaporkan, para pekerja lokal mulai melakukan aksi mogok. Sekitar 80 pekerja memadati pintu masuk kompleks rumah sakit, pada Jumat (12/9). Ini membuat tindakan operasi di bangsal perawatan ebola tak berjalan. Para pekerja melakukan aksi damai, namun cukup frustasi dengan keadaan tersebut.
Tindakan ini dilakukan setelah sejumlah aksi lain dilakukan staf rumah sakit yang sama. Mereka kala itu memprotes kondisi kerja yang buruk, tingkat infeksi di antara rekan-rekan dan tingkat upah yang minim. Mereka mengatakan tak mau ambil risiko.
Para pekerja direkrut secara nasional untuk meningkatkan jumlah staf di Rumah Sakit Pemerintah Kenema. Mereka beroperasi di dalam tenda dengan zona risiko tinggi sebagai perawat dan staf pendukung. Mereka mengobati orang sakit, disinfeksi peralatan terkontaminasi, membersihkan kotoran, muntah, darah dan membersihkan serta mengubur mayat.