REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ingin tetap dekat dengan rakyat. Sehingga dalam perjalanan dari rumah pribadi di Solo menuju ke Balai Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang berjarak sekitar 20 kilometer, ia sempat berhenti tiga kali.
"Saya agak terkejut dalam perjalanan menuju ke Balai Desa Jati, karena sepanjang jalan yang dilalui banyak warga yang berdiri di pinggir jalan dan saya sempat berhenti tiga kali," katanya, Sabtu (13/9).
Mantan wali kota Surakarta itu menyatakan, sengaja berhenti di Palur dan Jaten untuk bertemu dengan masyarakat dan berjabat tangan.
"Ya, memang dalam berhenti secara mendadak ini sempat membuat kaget juga Paspanpres yang mengawal saya. Tapi itu tidak apa-apa anggaplah latihan," kata Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi mengatakan, presiden harus mengikuti aturan pengamanan tersendiri. Standar itu pun berlaku hampir sama di semua negara.
Bahkan, menurut dia, urusan makan saja juga diperiksa karena tidak bisa sembarang. Karena kalau presiden sampai sakit, maka akan berpengaruh pada hal lainnya.
"Presidennya masuk angin, ekonominya juga bisa masuk angin. Untuk itu semuanya harus memahami, tetapi yang jelas saya tidak mau tidak dekat dengan rakyat," kata Jokowi.
Ia menambahkan, "Sesuai aturan, presiden minimal harus berjarak tiga meter untuk bertemu dengan rakyatnya. Tetapi itu semuanya tidak ada masalah, dan Paspampres yang jaga itu semua sudah pilihan dan terlatih."
Jokowi dalam kunjungannya itu disertai oleh ibunya, Sujiatmi Notomihardjo, dan sang paman Miyono. Mereka menghadiri silaturahim dengan ribuan masa pendukungnya.