Ahad 14 Sep 2014 05:51 WIB

Sheikh Raed Salah: Koalisi AS-Arab Perangi ISIS tak Beralasan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Joko Sadewo
Gerakan Anti-Isis
Foto: Reuters
Gerakan Anti-Isis

REPUBLIKA.CO.ID, UMM Al-FAHM -- Pemimpin Gerakan Islam di Israel, Sheikh Raed Salah secara terang-terangan mengutuk pembentukan the Islamis State of Iraq and Syria (ISIS). Namun, ia mengatakan tindakan Amerika Serikat (AS) yang membentuk koalisi untuk memerangi ISIS bersama negara-negara Arab sangat tidak beralasan dan termasuk tindak kejahatan.

"Ini adalah koalisi kejahatan yang bertujuan untuk menghancurkan apa yang tersisa di Suriah dan Irak dan partisi lebih lanjutnya adalah dunia Arab dan Islam," ujar Sheikh, dilansir dari Haaretz, Sabtu (13/9).

AS sebelumnya telah meminta dukungan dari 10 negara Arab untuk memerangi ISIS, yaitu Mesir, Irak, Yordania, Lebanon, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Mereka diminta menandatangani kesepakatan koalisi untuk memerangi ISIS.

Dalam sebuah pidato pertemuan tahunan ke-19 Gerakan Islam yang berlangsung di Umm al-Fahm, Salah mengatakan agresi AS dan koalisi bentukannya nanti akan merugikan seluruh Arab dan Muslim dunia. Salah mencontohkan, AS dan negara-negara koalisinya tersebut justru tidak membentuk koalisi serupa ketika umat Islam jelas-jelas mendapat serangan di Tiongkok, Sri Lanka, dan India.

"Mengapa tidak ada koalisi yang melawan terorisme di Eropa atau Afrika Tengah? Mengapa tidak ada koalisi yang melawan teror Israel terhadap Palestina?" kata Salah.

Salah juga menyebutkan serangkaian pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap sipil Palestina. Ada Mohammed Abu Khdeir, remaja Palestina yang dibunuh oleh Israel Juli lalu. Berikutnya, Mohammed Sunuqrut, yang pekan ini meninggal di rumah sakit setelah ditembak oleh pasukan Israel ketika berunjuk rasa. Ketiga, Raed Al-Jabari yang ditemukan tergantung di sel sebuah penjara di Israel pekan ini.

Menurut Salah, kematian tiga warga negara Palestina itu melambangkan kebobrokan moral Israel, dan kegagalan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dia meminta negara-negara Arab untuk bersatu, bukannya gampang termakan pengalihan isu yang dilakukan Israel dan sekutunya, dalam hal ini AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement