REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Mungkin bagi sebagian besar orang, membayangkan untuk memiliki rumah yang mewah dan bagus. Paling tidak, rumah mereka terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur, bahkan kalau perlu kolam renang ataupun rumah bertingkat.
Namun, hal tersebut hanyalah seonggok mimpi bagi pasangan suami istri, Daty Sumiati (38) dan Dayat Hidayat. Beratapkan asbes yang kerap kali bocor manakala hujan datang, mereka harus berbagi rumah dengan hewan peliharaan yang hanya dipisahkan oleh kardus.
Sekilas, tidak akan terlihat apabila sebuah gubuk yang berada Desa Rancapate, Desa Pangauban, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Bandung ini adalah ternyata ditinggali oleh keluarga yang berjumlah lima orang.
Rumah berukuran sekitar 2x3 meter tersebut berada tepat disamping perumahan elit dan hanya dipisahkan tembok setinggi tiga meter. Selain itu, rumah domba tersebut hanya berjarak 1 km dari gedung Pemkab Bandung.
Danti dan Dayat tinggal bersama tiga orang anaknya. Walaupun sebenarnya mereka memiliki lima anak. Namun, Dua anaknya yang tertua sudah menikah sehingga tidak lagi tinggal bersama mereka.
Setiap hari, Danti berangkat pagi-pagi buta untuk mengumpulkan kayu-kayu bekas. Sementara Dayat, sehari -hari bekerja sebagai pemulung. Sebelumnya, Dayat bekerja sebagai tukang becak. Tapi, sebuah kecelakaan pada 2004 menimpanya hingga kakinya mengalami patah tulang. Dayat tidak lagi bisa mengayuh becaknya.
Dayat menceritakan, pernah ia memberikan istri dan anak -anaknya nasi kering untuk dimakan karena tidak punya uang untuk membeli beras. Bahkan, dirinya terkadang menjual barang -barang yang diberikan tetangganya untuk membeli makan.
''Kalau ada yang kasih baju atau celana saya jual saja. Dari pada enggak makan,''kisahnya.
Yang memilukan, tidak ada kamar mandi di rumah domba tersebut. Mereka harus menuju WC umum apabila ingin mandi, cuci dan kakus yang tidak jauh dari rumahnya.
Bupati Bandung, Dadang M Nasher langsung mendatangi keluarga Dayat ketika mengetahui ada warganya yang tidak memiliki rumah. Dadang berencana memberikan tanah untuk keluarga Dayat membangun rumah.
''Kita sudah siapkan anggaran. Tapi tanah yang ditempatinya sudah ada pondasi. Mau dibangun sama yang punya tanah,''kata Dadang saat melakukan kunjungan ke rumah Dayat.
Dadang memberikan solusi untuk keluarga Dayat dengan memberikan tanah di carik desa. Lantaran selama ini, perangkat desa yang mencoba membantu kesulitan karena terhambat masalah administrasi.
Dayat selanjutnya akan mendapatkan pelatihan dari dinas sosial untuk penguatan ekonominya. ''Nanti akan dibina Dinsos. Rongsokan itu bisa jadi uang bahkan sampah juga bisa jadi uang,''tutup Dadang.