Ahad 14 Sep 2014 17:44 WIB

Jokowi Punya Cara Jitu Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Joko Sadewo
Chatib Basri
Foto: Republika/Prayogi
Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Pemerintahan mendatang diharapkan punya strategi untuk meningkatkan target pertumbuhan ekonomi. Apalagi fraksi pendukung Jokowi-Jk telah mengajukan usulan peningkatan target pertumbuhan menjadi 5,8 persen. Pemerintah dalam RAPBN 2015 telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,6 persen.

Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri percaya bahwa tim Jokowi punya cara jitu dalam mencapai target. Saat ini target dicantumkan konservatif walaupun peluang untuk tumbuh masih besar.

"Pasti PDIP sudah komunikasikan dengan pak Jokowi. Masa dia mau naikkin sendiri, kalau gak tercapai gimana. Jadi saya percaya komunikasi itu terjadi," kata Chatib Basri akhir pekan ini.

Fraksi PDI Perjuangan sebelumnya telah berulangkali mengajukan perubahan target pertumbuhan ekonomi. Alasannya, kondisi perekonomian Indonesia dianggap terus membaik. Perbaikan antara lain terlihat dalam sektor logistik dan infrastruktur.

Selain itu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika juga terlihat menguat. Pada asumsi dasar ekonomi makro RAPBN 2015, pemerintah mencantumkan nilai tukar Rp 11.900 per dolar AS. Target diusulkan berubah menjadi Rp 11.600 per dolar AS.

"Gejolak dari luar memang ada, tapi rupiah akan membaik karena ekonomi kita juga membaik," kata anggota fraksi PDIP, Arief Budimanta.

Asumsi lain yang juga diusulkan berubah yaitu suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan. SPN tenor ini diusulkan enam persen, lebih rendah dari asumsi sebelumnya sebesar 6,2 persen.

Sejauh ini belum ada usulan perubahan untuk harga minyak, lifting gas dan lifting minyak. Dalam RAPBN 2015, harga minyak dicantumkan 105 dolar AS per barel, lifting gas 1.248 MBOEPB dan lifting minyak 845 ribu barel per hari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement