REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Masyarakat awam selalu mengenal Arab Saudi sebagai negara yang tak ramah bagi perempuan. Akan tetapi seiring sejalannya waktu, perempuan Saudi mulai mendapatkan tempat khususnya di bidang ekonomi.
Ahad kemarin, Saudi Aramco, General Electric dan Tata Consultancy Services, meresmikan pusat layanan proses bisnis pertama di Riyadh yang seluruh pekerjanya adalah perempuan. Hal itu diakui oleh ketiga perusahaan tersebut.
Human Resources Development Fund mendukung dengan membuka pusat bisnis itu, sebagai pendorong diversifikasi ekonomi Saudi dan lokalisasi beberapa targetnya. Di gedung seluas 3.200 meter persegi, diharapkan pusat bisnis akan menciptakan lapangan kerja bagi 3 ribu perempuan Saudi dalam tiga tahun ke depan.
“Pusat layanan proses bisnis pertama yang seluruhnya perempuan di Arab Saudi ini akan memberikan nilai signifikan bagi perekonomian dan masyarakat Saudi,” kata Khalid Al-Falih, presiden dan CEO perusahaan minyak Saudi Aramco dilansir Saudi Gazette, Senin, (15/9).
Ia menambahkan, Pusat bisnis bakal membantu mengatasi tantangan penciptaan lapangan kerja bagi para sarjana wanita Saudi yang berbakat dan terampil. Sehingga mendorong daya saing Arab Saudi.
Menurut CEO dan direktur pelaksana Tata Consultancy, Natarajan Chandrasekaran, pusat bisnis tu menandai era baru bagi industri pelayanan bisnis dan IT di Kerajaan Saudi. Pada tahap pertama sekitar 300 pegawai telah direkrut.
Hampir 90 persen wanita Saudi yang diterima itu adalah lulusan baru dan sisanya memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun. Kebanyakan mereka baru lulus dari berbagai perguruan tinggi di Saudi, seperti Universitas Raja Saud dan Universitas Putri Noura.