REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Setelah 50 hari pasca agresi militer Israel, sebanyak lima ratus ribu pelajar di Gaza kembali bersekolah pada Ahad (14/9). Sebelum mengikuti pembelajaran secara aktif, para pelajar diberikan konseling psikologis.
Media Worldbulletin melaporkan, pembukaan tahun ajaran baru untuk para pelajar di Gaza telah tertunda selama tiga pekan karena kerusakan fisik sekolah-sekolah yang ada di Gaza.
Kepala Gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional dan lokal beserta Kementerian Pendidikan Palestina Zeyad Thabet mengungkapkan, sebanyak 26 sekolah di wilayah Gaza hancur selama agresi militer Israel.
Sebagai gantinya, sebanyak lebih dari 250 sekolah yang menggunakan 90 fasilitas pendidikan milik PBB digunakan sebagai tempat penampungan bagi puluhan ribu warga Gaza yang mengungsi akibat pertempuran.
Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (United Nations Relief and Works-Agency/UNRWA) Pierre Krähenbühl mengungkapkan, prioritas utama pendidikan anak-anak Gaza saat ini adalah memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan psikososial.
“Salah satu caranya dengan menerapkan metode teknik pengembangan teater untuk pengantar anak-anak kembali ke kurikulum reguler mereka,” ujar dia.
Kepala badan yang telah membantu lebih dari 200 sekolah di Gaza ini menambahkan, UNRWA telah mempekerjakan lebih dari 200 konselor yang akan terlibat langsung dalam menangani sekitar 240 ribu siswa di sekolah-sekolah. Mereka akan membimbing para siswa dalam fase peralihan ke kegiatan belajar standar yang dijadwalkan akan dilewati selama sepekan.