REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Para pemimpin lebih dari 30 negara berkumpul di Paris pada Senin (14/9) membahas respon global untuk melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka berjanji untuk mendukung Irak dengan segala cara yang mungkin untuk melawan para pejuang ISIS, termasuk memberikan dukungan militer.
Pertemuan ini menyatakan mereka berkomitmen untuk mendukung pemerintah Irak yang baru dalam berjuang dengan cara apapun yang diperlukan. Termasuk bantuan militer yang tepat, sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh pemerintah Irak, sesuai dengan hukum internasional, dan tanpa membahayakan keamanan sipil.
"Mereka akan memastikan komitmen yang dibuat hari ini diimplementasikan dan ditindaklanjuti, terutama dalam kerangka visi PBB," lanjut seorang sumber dari PBB.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan banyak dari para peserta berbicara tentang perlunya untuk memutuskan pendanaan ISIS. Pembahasan mengenai ini akan dilakukan dalam sebuah konferensi yang akan segera diselenggarakan oleh Bahrain.
"Pihak ISIS memberitahu seluruh dunia 'Entah kau dengan kami atau kami membunuhmu.' Dan ketika seseorang dihadapkan dengan kelompok tersebut tidak ada sikap lain selain untuk membela diri sendiri," Fabius mengatakan pada konferensi pers pada akhir pembicaraan.
Presiden Francois Hollande telah menyerukan respon global untuk kebrutalan kelompok militan, yang telah menguasai bagian dari Irak Utara dan menetapkan basis kekuatan di Suriah.
"Apa ancamannya? Ini adalah ancaman global sehingga respon harus secara global, " kata pemimpin Prancis, Hollande ketika berbicara untuk membuka konferensi Paris bertujuan untuk mengkoordinasikan strategi terhadap kelompok itu.
Hollande bergabung dengan sejawatnya dari Irak, Presiden Fuad Masum, yang dianggap berdiri untuk rakyat Irak.