REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Kementerian Agama (Kemenag) mencabut peredaran buku mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kurikulum 2013 yang disusun dan diterbitkan Kemenag.
Pasalnya, di dalam salah satu halaman buku menyebut makam wali sebagai contoh dari berhala di masa kini. Hal tersebut membuat PBNU menilai tim penulis buku dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag secara langsung menciptakan konflik terbuka di tengah keharmonisan umat beragama.
"Yang paling mendesak buku itu harus dicabut dari peredaran dulu," kata Wasekjen PBNU Abdul Mun’im DZ sebagaimana dikutip dari rilis yang diterima Republika pada Selasa (16/9).
Lebih lanjut, Mun’im menilai buku tersebut beredar akibat orang Kemenag yang terlalu sibuk mengurusi proyek, sehingga, muatan materi yang menggangu keharmonisan umat beragama bisa lolos cetak.
Dijelaskannya, kalimat yang menyinggung SARA itu terdapat dalam buku pedoman untuk guru SKI Kelas VII MTs pada BAB I tentang Kearifan Nabi Muhammad Saw.
Dalam buku, kata dia, ada pedoman yang memerintahkan guru untuk meminta peserta didik mendiskusikan tentang perbandingan antara kondisi kepercayaan Makkah dengan kondisi kepercayaan sekarang.