Rabu 17 Sep 2014 01:05 WIB

PBNU Desak Kemenag Tarik Buku Sekolah. Lho Kenapa? (2-habis)

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID,

Lalu disebutkan masih ada yang menyembah berhala, mempercayai benda-benda, dan selalu meminta kepada benda-benda. "Pada poin berikutnya disebutkan berhala sekarang adalah kuburan para Wali," kutipnya.

Lebih lanjut, Mun’im juga membeberkan surat dari Kepala MTs Irsyaduth Thullab, Tedunan, Wedung, Demak, Faiq Aminuddin.

Dalam suratnya kepada PBNU, Faiq menyebutkan buku yang menyebut kuburan para wali adalah berhala, tidak sesuai dengan ajaran yang dianut oleh warga NU. Maka, ia menilai buku tersebut tidak tepat apabila dijadikan sebagai buku pegangan guru.

“Sangat disayangkan adanya kalimat yang menyatakan kuburan wali adalah berhala, maka sudah seharusnya buku ini segera dikaji ulang dan direvisi," pungkas Mun’im, mengutip surat Faiq Aminuddin.

Atas beredarnya buku sekolah berbau SARA, ia juga menilai Kemenag dan jajarannya telah bertindak teledor. “Mereka mengkhianati amanah dan mandat yang diberikan rakyat untuk menjaga ketertiban dan kerukunan kehidupan umat beragama," ujar Mun’im menegaskan.

Mun’im pun mengingatkan Kemenag agar tidak mendahulukan kepentingan segelintir umat Islam atas umat Islam lainnya. Sebab hal tersebut akan berdampak pada pengabaian konten-konten kurikulum yang malah membuat ketegangan di tengah masyarakat.

Kemenag, lanjut Mun'im, merupakan institusi Negara dan harus bekerja dalam rangka menciptakan kerukunan dan keharmonisan umat beragama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement