Rabu 17 Sep 2014 09:13 WIB

Buku Madrasah Sebut Makam Wali Berhala, Kemenag Akui Salah

Rep: C 78/ Red: Indah Wulandari
Buku Madrasah yang bermasalah
Foto: PBNU
Buku Madrasah yang bermasalah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Kementerian Agama meminta maaf atas beredarnya buku pelajaran yang dinilai berbau SARA (suku, agama, dan ras) karena menyebut makam wali sebagai contoh berhala. Peredaran buku bakal dihentikan.

“Ini murni faktor human error dari tim reader kami, karenany  kami minta maaf,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof Nur Syam saat dihubungi melalui telepon pada Rabu (17/9).

Nur Syam yang juga merangkap jabatan sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam ini  mengungkapkan maafnya kepada semua masyarakat Indonesia. Baik yang secara langsung maupun tidak langsung merasa terlukai dengan keberadaan buku tersebut.

Ia juga menegaskan, Kemenag sama sekali tidak ada keinginan untuk melakukan penghinaan maupun pelecehan terhadap kelompok Islam tertentu.

Kemenag sepakat, bahwa di dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas VII Madrasah Tsanawiyah, terdapat paragraf dari suatu halaman yang menyinggung SARA. Ia pun mengakui timnya tidak teliti membaca buku tersebut sebelum dicetak.

“Karena kita bersama tim reader harus merumuskan sekian banyak buku dan ternyata masih ada paragraf di luar kontrol dan kita,” ujarnya.

Ia pun meminta kearifan dan kebijakan dari semua pihak untuk memaklumi kesalahan tersebut. Selain itu,  ia pun berharap masyarakat terus memantau dan memberi masukan demi kesempurnaan buku pelajaran yang diterbitkan Kemenag.

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Kementerian Agama (Kemenag) mencabut peredaran buku mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kurikulum 2013 yang disusun dan diterbitkan oleh Kemenag.

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement