REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Seorang akademisi lulusan Inggris, Taj Hargey mendirikan masjid yang ia sebut terbuka untuk siapa saja. Terbuka dalam artian, masjid mengizinkan perempuan menjadi imam dan menyambut kaum homoseksual.
Masjid yang rencana dibuka Jumat pekan ini juga terbuka bagi kalangan non muslim yang ingin datang. Akan tetapi kalangan muslim di Cape Town mengkritik keras pendirian mesjid yang mereka sebut Kuil Gay (Gay Temple).
Namun Hargey, dikutip dari ewn.co, mengkritik balik kaum muslim yang ia sebut tak toleran. Khususnya Dewan Yudisial Muslim (MJC) di Afrika Selatan.
Ia menyebut MJC chauvinis dan tak sesuai dengan kemajuan zaman. ''Saya ingin mendirikan masjid yang sesuai dengan abad ke-21, bukan utopia abad ke-7 yang tak pernah ada,'' tutur dia, dikutup dari ewn.co, Selasa (16/9).
Ia pun yakin alasan MJC mengkritik pendirian adalah karena mereka takut bersaing alias takut monopolinya berkurang. Sayangnya, menurut dia MJC tak punya wewenang untuk menghentikan pendirian masjid itu. ''MJC itu tak dipilih, tak transparan dan (ulama) gadungan. Mereka tak memiliki otoritas atas saya atau masjid,'' ucap dia.
Sementara Wakil Presiden MJC, Riad Fataar mengatakan kepada Voice of Cape, akan menyelidiki pembentukan majsid tersebut. Ia menyatakan merasakan kecemasan diantara kaum muslim. Atas dasar itu MJC ingin melindungi integritas dan kemurnian Islam.
Ia juga menambahkan MJC akan mengutuk setiap usaha atau kegiatan yang bertentangan atau menolak ajaran Alquran dan hadist. ''Kami ingin memastikan agama kami dilindungi dan komunitas muslim tak tertipu,'' ucap dia dikutip dari onislam.net, Selasa (16/9).
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini