Rabu 17 Sep 2014 16:47 WIB

Warga Dilarang Beraktivitas di Radius 4 Kilometer dari Puncak Slamet

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Julkifli Marbun
Gunung Slamet
Foto: sekilasindonesia
Gunung Slamet

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Setelah sempat menurun dalam beberapa hari, aktivitas vulkanis gunung Slamet kembali menunjukkan peningkatan, sepanjang Rabu (17/9) pagi.

 

Berdasarkan pantauan dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, tercatat enam kali dentuman dan hembusan material vulkanis dari kawah.

 

Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet Gambuhan, Sudrajat, mengatakan, pada periode pukul 06.00 hingga pukul 12.00 WIB tercatat terjadi empat kali dentuman.

 

“Sedangkan erupsi lava pijar disertai material terekam dua kali, pada pukul 10.30 WIB dan pukul 10.50 WIB,” ujarnya melalui sambungan telepon.

 

Ia menambahkan, aktivitas vulkanik dan kegempaan memang meningkat, sejak pagi hari. Hingga saat ini status Gunung Slamet masih tetap Siaga (Level III).

 

Hingga pukul 12.00 WIB, erupsi abu warna hitam kelabu tebal terpantau sebanyak delapan kali, dengan ketinggian 500 meter  hingga 1.000 meter dari puncak.

 

Dari sisi kegempaan,  terekam 51 kali gempa hembusan dengan kekuatan amplitudo 2-20 mm. Selain itu juga terekam delapan kali gempa letusan berkekuatan 50-85 mm.

 

Demikian pula terpantau dua kali gempa thremor harmonik dengan kekuatan 12-22 mm.

 

“Terkait meningkatnya kembali aktivitas ini, warga dilarang beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak gunung Slamet,” tambah Sudrajat.

 

Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) menyerahkan perlengkapan bayi untuk lima kabupaten terdamak bencana gunung Slamet.

 

Ke lima daerah ini meliputi Kabupaten Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas dan Kabupaten Purbalingga.

 

Bantuan sebanyak 5 ribu paket perlengkapan bayi ini diserahkan pada HUT PMI ke-69 tingkat nasional, yang dipusatkan di Komplek Pusat Pendidikan dan Latihan  PMI Jawa Tengah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement