REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Keteledoran Kementerian Agama dalam penyusunan buku madrasah yang memuat kata makam Wali sebagai contoh berhala harus menjadi pelajaran tim penyusun agar lebih sensitif terhadap isu khilafiyah.
“Yang menjadi catatan pertama kali ini, ialah kontrol dari Kemenag dalam hal ini Ditjen Pendidikan Islam dalam penyajian materi belajar siswa agar sensitif terhadap isu-isu yang masih menjadi problem khilafiyah di tengah masyarakat,” papar Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Khaerul Anam Harisah, Rabu (17/9).
Perbincangan terkait ziarah makam ke Wali pun, dinilainya menjadi salah satu yang masuk kriteria tersebut. Sehingga Kemenag membutuhkan sikap netral sebagai penyaji materi konten belajar siswa.
“Tapi, sebagai warga NU tetap harus bersikap tegas terkait hal ini, agar tidak berulang kembali,” tegas Anam.