REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Riset energi terbarukan dibutuhkan untuk mengurangi risiko penipisan persediaan energi di bumi, kata Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Slamet Riyadi.
"Minyak bumi dan gas merupakan energi yang sangat penting bagi umat manusia, tetapi saat ini stok yang ada di dunia hanya cukup untuk beberapa tahun ke depan," katanya di Yogyakarta, Rabu (17/9).
Menurut dia, saat ini sudah banyak dilakukan riset tentang pemanfaatan biomassa, biogas, dan solar sel sebagai energi terbarukan.
Biomassa adalah produksi energi yang merujuk pada bahan biologi yang hidup atau mati untuk dijadikan bahan bakar atau untuk produksi industrial.
Biogas merupakan pemanfaatan kotoran hewan sapi untuk dijadikan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu bisa juga menjadi pengganti gas untuk memasak.
Solar sel adalah pemanfaatan cahaya matahari untuk mengalirkan listrik sehingga bisa dimanfaatkan pada penggunaan lampu.
Dalam hal energi terbarukan itu, kata dia, UMY sudah melakukan beberapa riset tentang energi terbarukan yakni dengan adanya Energy House. Energy House didirikan untuk membantu para dosen atau mahasiswa dalam melakukan penelitian.
Ia mengatakan UMY juga sudah berhasil memanfaatkan serpihan kayu yang dimampatkan untuk dijadikan bahan bakar. "Ke depan kemungkinan kami akan memanfaatkan hasil riset-riset tersebut agar bisa diimplementasikan di kampus sendiri," katanya.
Namun, menurut dia, skalanya masih kecil, misalnya dipakai untuk keperluan tertentu seperti menyalakan lampu di beberapa titik dengan pemanfaatan solar sel. "Dengan demikian energi yang dipakai bisa lebih efisien dan tidak ada energi yang terbuang dengan sia-sia," katanya.