REPUBLIKA.CO.ID, ILLINOIS -- Seorang guru besar di Universitas Illinois, Steven Salaita, kehilangan gelarnya dan dipecat, karena pandangannya yang pro Palestina tidak disukai.
Dia kerap mencuit pandangannya yang mengkritisi Israel. Dia kehilangan mata pencahariannya karena mengekspresikan pandangannya tentang tujuh pekan pembantaian Israel terhadap Palestina.
Guru besar ini beralasan hal ini sejatinya tidak ada masalah, karena bagian dari kebebasan berbicara dan juga kebebasan akademik.
Namun demikian, pihak universitas tetap pada pendiriannya untuk mencabut gelar profesornya karena pandangannya yang propalestina dan antiisrael yang tertuang dalam cuitannya.
Pemecatan Salaita terjadi pada bulan lalu, dua pekan sebelum dia mulai mengajar.
Hal ini memunculkan perdebatan dan protes di universitas tersebut. Bahkan, universitas lainnya mempertanyakan kebijakan kampus tersebut yang seharusnya mendukung kebebasan akademik, bahkan politik.
Salaita dikenal karena mencuit pandangannya sepanjang penyerangan Israel ke Gaza. Pada awal Agustus lalu, dia mencuit, “Pendukung Israel harus melihat gambar – gambar pembunuhan sejumlah anak yang semula tersenyum di Gaza.”
Salaita dikenal sebagai kelahiran Amerika. Berasal dari orang tua berdarah Yordania dan Palestina. Dia telah menulis sejumlah buku dan menuangkan pemikirannya dalam berbagai kesempatan. Prestasi itu membuatnya diterima di Universitas illinois.