REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana presiden terpilih Joko Widodo memberantas mafia minyak dan gas (migas) mendapat dukungan banyak pihak. Mantan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Herman Darnel Ibrahim mengatakan tidak mudah untuk melawan mafia migas dan listrik ini.
Yang paling utama, kata Herman, Jokowi dan JK harus yakin dulu jika mereka benar-benar bersih dari kaitan mafia migas. Jika keduanya bukan merupakan bagian dari mafia migas, menurut dia, itu sudah merupakan sebuah kemajuan bagi petinggi negara.
"Apalagi jika keduanya mampu memberantas mafia migas, benar-benar kita acungi dua jempol," kata Herman di Jakarta, Kamis (18/9).
Herman berpendapat selama ini mafia migas hanya selesai pada wacana dan rencana-rencana aksi. Tindakan nyata menghapus kelompok ini, kata dia, tidak juga terealisasi.
Mafia migas diperkirakan merugikan keuangan negara rata-rata Rp 40-50 triliun per tahun dari transaksi BBM bersubsidi. Ini belum termasuk kerugian di sektor listrik, mineral, dan gas.
Jokowi menyatakan sungguh lucu di negara produsen minyak seperti Indonesia untuk membeli minyak (BBM) harus antre. Jokowi melihat ada masalah serius terhadap tata kelola industri migas nasional sehingga menyebabkan beraksinya mafia migas dengan leluasa.