Kamis 18 Sep 2014 07:59 WIB

Gusdurian: Makam Wali Disebut Berhala, Ancaman Berkeyakinan

Rep: c54/ Red: Erdy Nasrul
Gus Dur
Foto: EPA
Gus Dur

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG—Para penganjur ajaran Abdurahman Wahid, atau dikenal dengan sebutan Gusdurian, menganggap, kasus penyebutan makam wali sebagai berhala dalam buku terbitan Kementerian Agama (Kemenag) merupakan gejala intoleransi yang mengancam kebebasan berkeyakinan di Tanah Air.

Aan Anshori, aktivis Gusdurian Jombang, menyampaikan, konten buku tersebut merupakan ungkapan tendensius yang berpotensi melukai perasaan kelompok Islam yang memiliki tradisi penghormatan terhadap leluhur, salah satunya warga Nahdatul Ulama (NU).

“Jika kenyinyiran seperti itu terus dilanjutkan maka pengarang buku tengah melakukan upaya adu domba antara kelompok nahdliyyin dan non-nahdliyyin dalam soal ini,” ujar Aan dalam pernyataan tertulis yang diterima wartawan Jawa Timur, Kamis (18/9).

Meski begitu, Aan yang juga Dewan Ahli Ikatan Sarjana NU (ISNU) Jombang, meminta agar warga Nu tidak reaktif, terlebih menggunakan cara kekerasan. Menurut Aan, hal tersebut merupakan bagian dari pendewasaan dalam beragama.

Lebih jauh, Aan menuding, lolosnya buku kontroversial tersebut merupakan gejala bahwa Kemenag telah disusupi kelompok-kelompok pengusung pemurnian agama yang intoleran.

“Mereka berusaha keras mengendalikan kurikulum, bahan ajar, tenaga pendidik, MGMP hingga organisasi keagamaan intra sekolah. Tujuan mereka jelas, menyebarkan dan mengindoktrinasi paham keagamaan secara sempit dan tidak toleran terhadap perbedaan,” ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement