REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Pengelola feri penyeberangan maupun angkutan sungai yang beroperasi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diingatkan agar melengkapi armada mereka dengan peralatan keselamatan penumpang.
"Ini sebagai antisipasi. Jangan dianggap sepele karena dampaknya sangat fatal, yakni urusan keselamatan penumpang. Makanya kami ingatkan agar seluruh armada dilengkapi peralatan keselamatan. Nanti akan kami periksa lagi," tegas Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotim, Fadlian Noor di Sampit, Kamis.
Langkah antisipasi sangat penting dilakukan, apalagi mengingat sungai Mentaya dan sejumlah anak sungainya yang membelah Kotim relatif lebar dan panjang sehingga rawan menimbulkan korban jika terjadi kecelakaan air.
Beberapa kecelakaan transportasi air, termasuk karamnya feri penyeberangan yang menimbulkan banyak korban jiwa di Kabupaten Kapuas usai lebaran Idul Fitri lalu, juga menjadi pelajaran bagi masyarakat Kotim untuk lebih berhati-hati saat menggunakan transportasi air.
Untuk di Sampit, feri penyeberangan terdapat di dermaga ujung Pelabuhan Sampit. Sepanjang hari, khususnya pagi dan sore, feri yang terbuat dari kapal kayu tersebut dipadati warga yang hendak menyeberang membawa sepeda motor dari Kecamatan Baamang ke Seranau, atau sebaliknya.
Tingginya aktivitas penyeberangan itu sudah seharusnya disertai dengan pengamanan yang memadai bagi penumpang. Pengelola feri harus menyiapkan peralatan keselamatan seperti pelampung, untuk mencegah jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Keselamatan penumpang harus diutamakan, sebab itu kita meminta kepada pengelola untuk memperhatikan masalah ketersediaan alat keselamatan ini. Kami mengimbau seluruh masyarakat juga berhati-hati dalam beraktivitas, baik saat menggunakan transportasi sungai, laut maupun darat," katanya.