Kamis 18 Sep 2014 14:09 WIB

Gus Sholah Klarifikasi Terkait Alumnus Tebuireng Jadi Anggota ISIS

ISIS Indonesia.
ISIS Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG-- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid, menegaskan bahwa kurikulum pendidikan di pesantrennya selalu mengajari santri untuk bersikap toleran.

"Kami selalu beritahukan dan ajarkan santri untuk bersikap toleran, juga taat pada negara," katanya di Jombang, Kamis, menanggapi adanya salah seorang alumni pondok tersebut yang diduga terkait dengan jaringan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahudin Wahid, ini juga mengatakan, di pondok pesantren juga sering mengadakan pertemuan yang membahas tentang toleransi, menghormati orang lain. Selain itu, juga diajarkan bagaimana bersikap moderat.

"Kami sangat moderat, sering bertukar pikiran, dialog," katanya.

Pihaknya menyayangkan adanya salah seorang santri yang diduga alumni PP Tebuireng, Jombang, yang diduga terlibat jaringan radikal ISIS. Ia diketahui bernama Saiful Priatna. Gus Sholah mengakui ada santri dengan nama itu pernah belajar di PP Tebuireng, Jombang, sekitar tahun 2000. Namun, ia hanya sebentar belajar, sekitar satu tahun lalu keluar.

Pihaknya menyebut, dalam rentang waktu yang cukup lama, sampai 13 tahun, bisa saja seorang santri berubah, salah satunya karena terpengaruh lingkungan tempat ia berada. Adik almarhum KH Abdurrahmah wahid ini juga menyayangkan jika yang ditangkap itu benar alumni PP Tebuireng.

Saat ini, pengurus di pondok diintensifkan untuk memberikan pemahaman terkait dengan Islam yang benar. PP Tebuireng juga sudah berkomitmen untuk menolak adanya jaringan ISIS, termasuk alumni pondok. "Kami sayangkan dia mudah sekali seandainya benar (terlibat jaringan kelompok radikal ISIS). Tapi, namanya pengaruh dari luar, sulit untuk menetralisir semua," katanya.

Densus 88 Antiteror Polri menangkap warga yang diduga kelompok jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka ditangkap pad Sabtu (13/9) dini hari, dan mengamankan tujuh warga, yakni tiga WNI dan empat WNA. Mereka menuju Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Tiga Warga Palu yang membawa empat warga Turkistan yaitu M Irfan, Saiful Priatna alias Ipul, dan Yudit Chandra alias Ichan. Mereka ditangkap bersama empat warga Turkistan, bernama Abdul Basyit, Ahmed Bozoghlan, Atlinci Bayram, dan Alphin Zubai.

Mereka diduga kelompok jaringan Santoso. Keterkaitan dengan kelompok jaringan Santoso, karena mereka melakukan fa'i (menguasai harta kekayaan milik orang kafir tanpa peperangan) untuk kelompok jaringan tersebut, yaitu pencurian sepeda motor.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement