Kamis 18 Sep 2014 19:21 WIB

Soal Buku ‘Berhala’, Kemenag: Itu Dosa Sosial Kami

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Buku madrasah yang sebut makam wali berhala
Foto: pbnu
Buku madrasah yang sebut makam wali berhala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Nur Syam, meminta maaf atas adanya isi buku Sejarah kebudayaan Islam (SKI) Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) kurikulum 2013. Dia merasa kejadian itu adalah dosa sosial terhadap sebagian besar umat Islam di Indonesia.

“Itu dosa sosial kami, dan kami mohon maaf secara tulus atas kejadian tersebut,” katanya kepada ROL, Kamis (18/9). Dia mengaku, kesalahan ini adalah kesalahan fatal yang dilakukan pihaknya.

Sebagai bentuk pertanggung jawaban, Kemenag akan menarik buku tersebut dari seluruh madrasah yang ada di Indonesia. Kejadian ini, kata dia, adalah murni kelalaian dari tim pembaca dan tidak faktor kesengajaan.

Nur Syam juga berjanji akan memeriksa penulis buku tersebut. Bila memang terbukti disengaja maka kemungkinan akan dievaluasi secara internal. Meski demikian, Nur Syam mengaku belum memikirkan sanksi terhadap penulis buku tersebut.

“Kita akan lakukan pengecekan terhadap penulis buku itu, ketika ada pernyataan atau publikasi yang membuat salah satu kelompok terluka maka harus dilakukan perubahan,” kata

Menurutnya, penulis buku yang dikeluarkan oleh Kemenag harus memahami dimensi pluralisme dan multikulturalisme bangsa Indonesia. Kemenag, kata dia, memang harus berada di antara berbagai pemahaman yang berbeda-beda Islam di Indonesia.

Nur Syam mengatakan, Kemenag merupakan kementerian yang mengurusi semua agama yang ada di Indonesia. Kemenag berkewajiban mengayomi dan menjaga keharmonisan antar semua umat beragama. Kemenag juga memberikan pilihan-pilihan dari berbagai mahdzab dalam agama Islam.

Sehingga, kata dia, apapun yang dikeluarkan atas nama Kemenag harus memberi tawaran. Dia mengibaratkan, Kemenag seperti pasar raya yang menjual segala produk barang. Maka pembeli diberi pilihan untuk memilih sendiri apa yang diinginkannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement