REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Ukraina di Kiev, Kamis (18/9), mengatakan Rusia menyiagakan sekitar 4.000 tentara di perbatasan Ukraina.
"Menurut informasi, hampir semua pasukan dan peralatan militer Rusia di Krimea dikirim ke wilayah perbatasan Ukraina," kata juru bicara Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina, Andriy Lysenko, kepada wartawan.
Dia mengatakan pasukan berkekuatan sekitar 4.000 tentara itu disebar dalam bentuk kelompok taktis kecil sepanjang 100 kilometer perbatasan Krimea, yang direbut Rusia dari Ukraina pada Maret lalu.
Sebelumnya pada awal pekan ini, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan, Moskow berencana memperkuat pasukan di Krimea sebagai respon atas memburuknya situasi di Ukraina dan kehadiran tentara asing di wilayah perbatasan.
Rusia sendiri menaruh perhatian besar terhadap pergerakan NATO ke arah timur. Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahkan menuduh negara-negara Barat dengan sengaja memprovokasi krisis di Ukraina untuk memperkuat kembali pakta pertahanan NATO.
NATO pada bulan ini sepakat memperkuat pertahanan di wilayah timur Eropa.
Di sisi lain, Moskow pada Juli lalu menyatakan niat untuk memoderanisasi dan menambah kapal perang di pangkalan Laut Hitam, Krimea.
Sementara itu Krimea baru-baru ini juga menggelar Pemilu Parlemen lokal yang dimenangkan Partai Rusia Bersatu (tempat Putin berasal) dengan perolehan suara lebih dari 70 persen. Pemilu itu tidak diakui sejumlah negara seperti Amerika Serikat.