REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) telah meminta maaf terkait isi buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) kurikulum 2013. Sebagai bentuk evaluasi, Kemenag berjanji akan memeriksa penulis buku tersebut.
Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, Nur Syam, mengatakan, penulis buku SKI tersebut akan diperiksa terkait kejadian tersebut. Bila memang terbukti disengaja maka kemungkinan akan dievaluasi internal. Meski demikian, Nur Syam mengaku belum memikirkan sanksi terhadap penulis buku tersebut.
“Kita akan lakukan pengecekan terhadap penulis buku itu, ketika ada pernyataan atau publikasi yang membuat salah satu kelompok terluka maka harus dilakukan perubahan,” katanya kepada Republika.
Menurutnya, penulis buku yang dikeluarkan oleh Kemenag harus memahami dimensi pluralisme dan multikulturalisme bangsa Indonesia. Kemenag, kata dia, memang harus berada di antara berbagai pemahaman yang berbeda-beda Islam di Indonesia.
Nur Syam mengatakan, Kemenag merupakan kementerian yang mengurusi semua agama yang ada di Indonesia. Kemenag berkewajiban mengayomi dan menjaga keharmonisan antar semua umat beragama. Kemenag juga memberikan pilihan-pilihan dari berbagai mahdzab dalam agama Islam.
Sehingga, kata dia, apapun yang dikeluarkan atas nama Kemenag harus memberi tawaran. Dia mengibaratkan, Kemenag seperti pasar raya yang menjual segala produk barang. Maka pembeli diberi pilihan untuk memilih sendiri apa yang diinginkannya.
Menurut Nur Syam, kejadian ini semata karena kelalaian tim pembaca. Meski demikian, ia mengambil tanggung jawab sepenuhnya atas kejadian ini. “Ini kesalahan fatal dan kami meminta maaf, buku itu sedang kami tarik seluruhnya,” ujarnya.
Atas kejadian ini, Kemenag melalui Ditjen Pendis bidang Direktorat Pendidikan Madrasah juga telah membentuk tim pembaca ulang untuk melakukan pengecekan kembali terhadap semua buku ajar yang dikeluarkan Kemenag. Sehingga, dapat mengantisipasi adanya kekeliruan di dalam buku pelajaran agama.
Seperti diketahui, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta Kemenag mencabut peredaran buku SKI untuk Kelas VII MTs Kurikulum 2013. Pada halaman 14 buku itu disebutkan bahwa makam wali sebagai contoh dari berhala masa kini.
Padahal, berziarah ke makam waliyullah atau kekasih Allah merupakan anjuran yang berdasarkan atas Alquran dan Assunnah. PBNU melalui Wasekjen-nya, Abdul Mun’im DZ, meminta agar Kemenag segera mencabut buku tersebut. “Yang paling mendesak buku itu harus dicabut dari peredaran dulu,” katanya.