Jumat 19 Sep 2014 17:24 WIB

Kegigihan Dua Putri Pedagang Cilok dalam Menempuh Pendidikan

Ani Handayani.
Foto: Dok BWA.
Ani Handayani.

REPUBLIKA.CO.ID, Anda masih ingat Ani Handayani (19 tahun) dan Ima Nurhalimah (17 tahun)? Dua gadis anak pedagang cilok Daman (46 tahun) dari Sukabumi yang akhirnya dapat sekolah di pesantren di Jakarta.

Nurhasanah (41 tahun), ibunda keduanya, sempat tidak setuju karena tidak memiliki biaya. Apalagi yang hendak sekolah ke Jakarta bukan hanya Ani tetapi juga Ima. “Tapi aku bersikeras supaya aku bisa sekolah lagi,” tegas Ani yang sempat putus sekolah waktu SMP karena ketiadaan biaya dan menderita penyakit bronkitis.

Namun Alhamdulillah, berkat bantuan kaum Muslimin melalui program Indonesia Belajar (IB) keduanya bisa melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren Madrasah Aliyah (MA) Al Islamiyah Persatuan Umat Islam (PUI) Jakarta.

Sekarang keduanya sudah duduk di kelas XII. Prestasi belajar keduanya pun cukup menggembirakan. Cita-cita dua dari lima bersaudara ini ingin menjadi hafidzah, makanya mereka bersungguh-sungguh menghafal Alquran sedikit demi sedikit.

Kini, Ani baru dapat menghafal tiga juz (Juz 28, 29 dan 30) sekarang berusaha menghafal juz 27. Sedangkan Ima baru hafal juz 30 serta sedang mengulang-ulang juz 29. Di Jakarta, keduanya tinggal di asrama ponpes, Jalan Pancoran Barat XI A No 10A Kelurahan Pancoran Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Agar kedua putri asal kampung Cipari, Desa Bojong, Kecamatan Kebon Pedes, Sukabumi, Jawa Barat ini tetap melanjutkan pendidikan di pesantren tersebut hingga satu tahun ke depan, dibutuhkan uang Rp 14.600.000. Biaya tersebut untuk biaya pendidikan, asrama, makan selama satu tahun, dan membeli kitab pada tahun ajaran 2014-2015.

Daman, yang kini bekerja serabutan (karena berdagang cilok tak lagi menguntungkan) tidak bisa berbuat banyak.Tapi Ani dan adiknya tidak mau menyerah. Keduanya bekerja sebagai buruh cuci pakaian teman-temannya dan juga bersih-bersih asrama.

 Masing-masing mendapat upah Rp 60 ribu per bulan. Terlalu kecil memang, tapi tidak ada pilihan, pekerjaan itu tetap diambil. Namun sejak sakit bronkitisnya kambuh, Ani tidak bekerja lagi.

Melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Alquran (BWA) mengajak kaum Muslimin mengurangi beban mereka dengan menyalurkan donasi. Sehingga keduanya dapat menjadi hafidzah. Dan tentu saja dengan izin Allah, setiap ayat bahkan huruf dari Alquran yang dihafal dan dibaca keduanya berbuah pahala bagi kita semua. Amin.

Semoga setiap ayat yang dihafalkannya mengalirkan pahala bagi kita yang mau membantunya. Kunjungi www.wakafquran.org.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement