REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muncul isu bahwa presiden terpilih Joko Widodo akan melakukan pemisahan Kementerian Pendidikan menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.
Isu ini menuai ragam tanggapan, baik itu hangat maupun mempertanyakan. Adapun respons baik disampaikan oleh akademisi sekaligus peneliti di bidang teknologi, Profesor Josaphat Tetuko Sri Sumantyo. Dia mengatakan, khususunya untuk terbentuknya Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi patut untuk sangat diapresiasi.
Menurut dia, sudah saatnya ada lembaga yang fokus mendorong hasil pemikiran para akademisi menjadi sebuah karya nyata. Melalui riset yang didukung pemerintah, kata dia, maka output pendidikan Indonesia dapat bersaing dengan universitas-universitas di dunia.
''Pembangunnan riset akan semakin terkonsetrasi dangan adanya pos yang khusus mengelola dana dalam bentuk program-program riset,'' kata ahli PTTA atau UAV dan radar dunia asal Indonesia ini, Jumat (19/9), di Jakarta.
Josaphat menambahkan, keunggulan adanya kementerian riset dan teknologi juga dapat membuat proses pelaksanaan program dapat dipantau oleh masyarakat. Hasil-hasil riset juga dapat dengan mudah dipublikasikan bahkan diwujudkan untuk masyarakat.
''Kita bisa setara dengan seperempatnya Jepang atau seperenampuluhempatnya Amerika Serikat di bidang teknologi dan riset, penelitian memang harus menjadi pilar pembangunan,'' kata dia.