REPUBLIKA.CO.ID,PANTAI GADING - Virus mematikan Ebola yang menyebar di wilayah Afrika Barat memicu kekhawatiran di pasar. Merebaknya virus ini dikhawatirkan akan mengganggu harga kakao yang merupakan komoditi ekspor utama di daerah ini.
Pantai Gading atau Ghana adalah produsen utama kakao di seluruh dunia. Negara ini memproduksi sekitar 60 persen komoditi ini. Di tengah kekhawatiran meningkatnya wabah Ebola, harga bahan dasar coklat ini justru melonjak sebesar 6 persen pekan ni. Ini mendekati level tertinggi selama tiga tahun terakhir.
Walaupun begitu, kedekatan Pantai Gading dengan Liberia dan Guinea menyebabkan kekhawatiran itu muncul. Kedua negara ini merupakan negara yang terkena dampak terparah virus Ebola.
Seperti dikutip Wsj.com, analis mengatakan sejumlah kecil kasus Ebola di Pantai Gading dapat berdampak terhadap pasar kakao dunia. Pasalnya, terjadi pembatasan perjalanan dan karantina yang pada dasarnya bertujuan untuk mencegah wabah Ebola menyebar lebih luas.
Pembatasan ini menghambat arus transportasi jutaan petani kakao yang ingin mengekspor hasil panen mereka. Ini juga mencekik pasokan ke pembuat cokelat dunia.
"Ketakutaannya adalah, sekali Ebola diverifikasi di Pantai Gading, itu akan menimbulkan kekacauan," kata Hector Galvan, ahli strategi pasar di RJO Futures di Chicago.
Ekspor kakao di Pantai Gading sebelumnya pernah dihentikan selama Perang Sipil pada akhir 2010 dan awal 2011. Harga kakao kemudian melonjak hingga titik tertinggi selama 32 tahun.
Setiap gangguan pada ekspor kakao akan sangat berpengaruh bagi Pantai Gading. Pasalnya, sebagian besar penduduk negara ini menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Gangguan di sektor ini juga akan cepat menyebar melalui pasar global. Permintaan terus ada, sementara pasokan berkurang.