REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Prosesi sedekah laut yang digelar masyarakat nelayan Tanjung Mas, Semarang, Sabtu (20/9), melibatkan sebanyak 100 perahu dan ribuan peserta.
"Prosesi sedekah laut diawali dengan doa dan kirab dari Masjid Shokahah, Tambak Mulyo," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Kasturi di Semarang.
Meski Semarang menjadi kota metropolitas yang modern, menurut dia, masyarakat masih melestarikan berbagai adat dan budaya yang berkembang sejak nenek moyang, salah satunya sedekah laut.
Ia menjelaskan prosesi sedekah laut merupakan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai kenikmatan yang diberikan kepada umatnya, salah satunya hasil laut yang melimpah.
"Prosesi 'larungan' (melarung, red.) akan dilaksanakan mulai pukul 06.30 hingga 12.00 WIB. Tidak kurang sebanyak 100 perahu yang akan dilibatkan dalam prosesi sedekah laut," katanya.
Kirab budaya yang mengawali sedekah laut, kata dia, dimeriahkan pasukan drum band, anak-anak sekolah, pasukan Putri Domas, rombongan pembawa sesaji, nelayan, kesenian rebana, dan masyarakat.
"Disbudpar Kota Semarang mengapresiasi penuh prosesi sedekah laut yang didukung oleh seluruh rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) sewilayah Tanjung Mas dan warga Semarang Utara ini," katanya.
Untuk pengamanan, kata dia, melibatkan Direktorat Polisi Perairan Kepolisian Daerah Jawa Tengah, baik personel maupun armada kapal untuk mengawal, Pangkalan TNI Angkatan Laut Semarang, dan Basarnas.
Ada tiga kapal C-2 dan satu perahu perahu karet dari Ditpolair, kata dia, sementara di tengah laut Lanal Semarang menerjunkan empat sekoci, dua kapal besar, dan dari Basarnas ada dua kapal.
"Peserta akan melakukan doa bersama sebelum kepala kerbau dilarung, dilanjutkan dengan makan bersama di tengah laut. Prosesi sedekah laut akan ditutup pergelaran wayang kulit," kata Kasturi.
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement