REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – PelatihJose Mourinho belum puas melihat aturan yang diterapkan oleh UEFA mengenai Financial Fair Play (FFP). Menurut dia, UEFA harus lebih ‘gahar’ agar efek Financial Fair Play lebih terasa.
Aturan FFP sendiri mulai diterapkan oleh UEFA pada musim 2011/12. Tujuan awal penerapan aturan tersebut merupakan agar klub-klub di Eropa lebih bijak dalam membelanjakan uangnya, terutama di bursa transfer dan juga dalam menggaji para pemainnya.
Sejak FFP diterapkan, UEFA telah menghukum sejumlah klub yang melakukan pelanggaran. Akan tetapi, yang paling mencuri perhatian ialah pada saat mereka menjatuhkan sanksi kepada Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG) beberapa waktu lalu.
UEFA mendenda the Citizen dan Les Parisiens masing-masing Rp 903 miliar. Selain itu, kedua klub tersebut hanya boleh mendaftarkan 21 nama pemain di Liga Champions, dari jumlah normal 25 pemain.
Menurut Mourinho, hukuman semacam itu masih terlalu lunak dan tak akan menghentikan klub-klub kaya untuk menghambur-hamburkan uang yang mereka miliki.
"Semua orang tahu ada denda dan, kalau denda itu ada, ada kontrol ataupun pengawasan juga. Tapi, apakah denda-denda itu adil? Saya pikir tidak," kata the Special One kepada Sky Sports, Sabtu (20/9). "Dalam opini saya, hal pertama yang harus dilakukan adalah pengurangan poin dan pencabutan gelar," katanya."