REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Presiden Hamid Karzai, Aimal Faizi mengatakan mantan menteri keuangan Ghani akan disumpah menjadi presiden dalam sepekan. Dia mengatakan tugas pertama Ghani adalah menandatangani perjanjian keamanan bilateral yang telah tertunda lama dengan AS.
Perjanjian itu memungkinkan sekelompok kecil pasukan asing tetap berada di Afghanistan setelah 2014. Pasukan asing akan melatih pasukan keamanan Afghanistan.
Karzai menolak menandatangani perjanjian keamanan karena terkait dengan keberlangsungan bantuan yang dibutuhkan untuk membayar pegawai sipil, guru dan tentara. Ghani dan Abdullah berjanji akan menandatanganinya.
Di Washington, pemerintah AS menyambut baik pemerintahan bersatu dan kesepakatan berbagi kekuasaan Ghani dan Abdullah. Kesepakatan tersebut dinilai menyelesaikan sengketa yang mengancam Afghanistan ke dalam kekacauan politik.
Gedung Putih mengatakan kesepakatan itu akan membantu menyelesaikan krisis politik dan mengembalikan kepercayaan diri menyongsong masa depan. Gedung Putih mengatakan siap bekerja sama dengan pemerintahan mendatang.
Kesepakatan itu juga merupakan kemenangan tersendiri bagi Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Dialah yang membuat kedua kandidat menyetujui prinsip berbagi kue kekuasaan saat mengunjungi Afghanistan Juli lalu.