REPUBLIKA.CO.ID, KABUL-- Calon Presiden Afghanistan yang saling bersaing menandatangani kesepakatan untuk berbagi kekuasaan dalam pemerintah persatuan. Ini dilakukan demi mempersiapkan diri menghadapi penarikan pasukan asing.
Aljazirah melaporkan, mantan menteri keuangan Ashraf Ghani di bawah kesepakatan yang dicapai Sabtu (20/9) malam, memeluk saingannya Abdullah Abdullah. Keduanya baru saja menandatangani perjanjian pada Ahad (21/9).
Mereka menggelar upacara di istana kepresidenan di Kabul yang masih ditempati Presiden Hamid Karzai.
Juru bicara Karzai, Aimal Faizi mengatakan Ghani diperkirakan akan dilantik sebagai presiden dalam waktu sepekan. Ia mengatakan, tindakan pertama Ghani adalah ia akan menandatangani perjanjian keamanan bilateral dengan Amerika Serikat.
Kesepakatan ditandatangani pada hari yang sama dengan hasil akhir penghitungan ulang yang akan diumumkan. Hasil awal dirilis pada Juli menunjukkan Ghani memimpin suara dengan 56 persen. Sementara itu hasil awal mendorong protes jalanan dari pendukung Abdullah.