REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Slamet mengatakan, sebanyak tiga persen ibu hamil di kota Jakarta terkena hepatitis B. Makanya untuk mengatasi hepatitis B pada ibu hamil, tahun ini sebanyak 13 provinsi, 20 kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil dan petugas kesehatan tahun ini.
Sejumlah daerah yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B ini, ujar Slamet, antara lain Jakarta, Jawa Barat, Semarang, Surabaya, Mataram, Deli Serdang, Bengkulu, Jambi, Batanghari, Padang, Solok, Bukit Tinggi, Manado, Makassar, dan Sorong. Para petugas kesehatan yang melakukan deteksi dini ini sedang dilatih melakukan deteksi dini hepatitis dengan benar.
Ibu hamil, kata Slamet, jika dideteksi dini ternyata positif hepatitis B, maka didata di puskesmas. Lalu bayinya diproteksi dengan obat supaya tidak terkena hepatitis B dari ibunya. "Bayi begitu lahir langsung diproteksi dari hepatitis. Ini perlu dilakukan agar tidak tertular hepatitis dari ibunya,"ujar Slamet.
Sedangkan hepatitis C, terang Slamet, itu numpang pada orang yang menderita hepatitis B. Makanya pengobatan hepatitis B sekaligus pengobatan hepatitis C.
Kemenkes, kata Slamet, ingin penanganan hepatitis B ini pelaksanaannya atau gaungnya seperti penanganan HIV/Aids. Dunia dulu mengabaikan hepatitis B padahal ini penyakit yang membahayakan.