REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Newmont Nusa Tenggara akan kembali mengekspor konsentrat tembaga mulai pekan ini menyusul diterimanya rekomendasi dari pemerintah.
Presiden Direktur Newmont Nusa Tenggara (NNT) Martiono Hadianto dalam siaran pers di Jakarta, Senin (22/9), mengatakan kegiatan operasi kembali (ramp-up) telah berlangsung sejak awal September 2014, setelah penandatanganan nota kesepahaman dengan pemerintah.
"Tingkat kegiatan penambangan dan pengolahan yang telah direncanakan diperkirakan akan dicapai pada Oktober ini," katanya.
Sementara, proses penempatan karyawan kembali sesuai peran dan tanggung jawab pekerjaan akan berlangsung selama 6-8 pekan ke depan.
Martiono menambahkan, setelah penandatanganan nota kesepahaman dan pengeluaran ijin ekspor, pihaknya akan membayar bea keluar sesuai Peraturan Menteri Keuangan yang terbit Juli 2014.
Lalu, menyediakan jaminan keseriusan pembangunan pabrik pengolahan (smelter) sebesar 25 juta dolar AS, membayar royalti sebesar empat persen untuk tembaga, 3,75 persen untuk emas, dan 3,25 persen untuk perak, serta membayar iuran tetap.
Pemerintah memberikan kuota ekspor kepada Newmont selama enam bulan sejak 19 September 2014 sebesar 304.515 ton atau sekitar 50.000 ton per bulan.
Dengan waktu tersisa sekitar tiga bulan, pemerintah memperkirakan Newmont hanya mampu mengekspor 170.000 ton hingga akhir 2014.
Negara tujuan ekspor Newmont adalah Jepang, Jerman, Korsel, Tiongkok, India, Filipina, Bulgaria, dan Swedia.Perkiraan harga konsentrat antara 1.926-2.116 dolar AS per metrik ton.
Newmont sejak Januari 2014 tidak mengekspor konsentratnya ke pembeli di luar negeri dikarenakan menolak membayar bea keluar. Akibat kondisi tersebut, volume ekspor konsentrat Newmont bakal anjlok dibandingkan target 2014 dan realisasi 2013.
Sebelumnya, pada 2014 Newmont direncanakan berproduksi 527.136 ton yang akan dipasok ke dalam negeri yakni PT Smelting Gresik 124.100 ton dan ekspor 403.036 ton.
Untuk realisasi 2013, produksi konsentrat Newmont mencapai 16.851 ton yang dipasok ke Smelting 79.919 ton dan ekspor 236.932 ton. NNT menandatangani Kontrak Karya Generasi IV yang pada 2 Desember 1986.
Sebanyak 56 persen sahamnya dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership BV yang dikuasai Newmont Mining Corporation dan Nusa Tenggara Mining Corporation of Japan.
Pemegang saham lainnya adalah PT Pukuafu Indah 17,8 persen, PT Multi Daerah Bersaing 24 persen, dan PT?Indonesia Masbaga Investama 2,2 persen.