Senin 22 Sep 2014 19:04 WIB

JK: Indonesia Negara Demokrasi Paling Damai

  Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9).  (Republika/ Wihdan)
Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla mengatakan, negara Indonesia merupakan negara demokrasi paling damai di dunia, karena melaksanakan Pemilihan Presiden tanpa ada konflik.

"Kita tentu sangat bersyukur, demokrasi di negara ini telah berjalan baik, selama Pilpres digelar tidak ada konflik yang mengakibatkan orang meninggal," kata Jusuf Kalla saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulbar ke-10 yang jatuh pada 22 September 2014 di Lapangan Merdeka Mamuju, Senin (22/9).

Acara itu dihadiri Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, sejumlah gubernur dan wakil gubernur di Sulawesi maupun Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Musyawarah Pimpinan Daerah Provinsi Sulbar serta anggota DPRD Sulbar, serta bupati lima kabupaten di Sulbar.

Dia mengakui jika memang terdapat perbedaan pendapat selama pilpres tapi dalam batas wajar, dan tidak mengakibatkan konflik, karena di negara ini nilai demokrasi sudah mulai tertanam.

"Tidak ada bangsa yang memiliki nilai pluralisme seperti Indonesia, meskipun terdiri dari beberapa agama, dan suku bangsa, namun masyarakatnya paling damai dalam kehidupan berdemokrasi, satu sama lain saling menghargai," katanya.

Berbeda kata dia, dengan negara lainnya di Asia seperti Thailan dan Pilifina, selalu menelan korban ketika melaksanakan pesta demokrasi di Timur Tengah.

"Dan lebih parah di negara Timur Tengah yang mayoritas masyarakatnya adalah muslim, mereka saling bunuh untuk mencapai kekuasaan dalam pemilu," katanya.

Ia berharap agar demokrasi di negara ini tetap dipertahankan dan dijaga dan tetap membangun negara untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement